(SATWANEWS, 02/11/17), Panglima pasukan Kodok, Budi Gondrong, dikawal
oleh sepuluh anggotanya, memberanikan diri mendatangi kediaman Slamet Botak,
ketua Geng Ular Kobra, pada Rabu kemarin, 01/11/17, di Jl. Ampas Tahu,
Tangerang Selatan. Sampai di depan kediaman Slamet Botak yang dijaga oleh tiga
Ular Derik, Budi Gondrong beserta anggotanya menuntut agar mereka diijinkan
masuk supaya bisa bertemu langsung dengan sang ketua geng. Namun, seekor penjaga
berinisial BU yang berbdan kekar, mengatakan bahwa Slamet Botak sedang tidak
berada di rumah. “Pak Slamet sedang di Jakarta untuk menghadiri kongres
nasional Barisan Teman Para Kobra Pasti Ganas, disingkat BATAKOPANAS”, begitu ujar BU.
Merasa tidak percaya dengan keterangan
BU, Budi Gondrong beserta anggotanya memaksa masuk dengan mencoba merobohkan
pagar rumah. Akan tetapi, upaya tersebut berhasil digagalkan oleh penjaga
dengan menyemprotkan bisa beracun ke sekeliling rombongan Budi. Tanpa
perlawanan yang berarti, Budi Gondrong akhirnya mundur dari kediaman Slamet
Botak setelah salahsatu anggotanya pingsan terkena semprotan bisa Ular Derik.
Sebelum benar-benar meninggalkan kediaman Slamet Botak, Budi Gondrong sempat
meneriakkan satu kalimat, “Saya akan datang lagi dengan jumlah pasukan yang
lebih besar”, teriak Budi sambil menggendong anggotanya yang terkapar pingsan.
Kedatangan Budi Gondrong ke rumah
Slamet Botak, sebenarnya adalah buntut kemarahan atas hilangnya para anggota
pasukan kodok yang diduga kuat akibat dimangsa oleh anggota Geng Ular Kobra dengan
ketuanya, Slamet Botak. Budi mengaku, dalam satu bulan terakhir ia sudah
kehilangan sepuluh anggotanya, dan jika dijumlah dalam tempo satu tahun,
setidaknya 100 ekor Pasukan Kodok telah raib tanpa jejak. Hal ini lantas
menimbulkan kecurigaan dan kemarahan luar biasa di kalangan pasukan Kodok,
apalagi hingga sekarang belum ada kejelasan hukum atas raibnya 100 Kodok itu.
Di lain pihak, Slamet Gondrang yang
coba dihubungi oleh wartawan via telepon tidak memberi jawaban karena nomor
yang bersangkutan sedang tidak aktif, sedangkan pihak Kepolisian Satwa yang
menyelidiki kasus hilangnya anggota Pasukan Kodok secara misterius itu, mengaku
pihaknya sudah mengantongi beberapa nama yang akan dijadikan sebagai tersangka.
“Sudah ada beberapa nama yang akan ditingkatkan statusnya menjadi tersangka,
semua bukti sudah mengarah pada nama-nama tersebut”, ucap AKBP James
Berang-Berang melalui telepon seluler.
Ditemui di tempat yang berbeda, di
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Satwa Mandiri, penasehat hukum Pasukan Kodok,
Ernest Sapi Perah, mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya sudah berencana
mengajukan gugatan ke Pengadilan Hewan. Gugatan tersebut akan disertai barang
bukti kuat berupa rekaman CCTV dan hasil uji laboratorium sisa racun ular yang
ditemukan di lokasi terakhir hilangnya salah satu anggota Pasukan Kodok. Saat
ditanya apakah pihaknya bisa memenangkan gugatan, Ernest mengaku optimis, “kami
sudah menyiapkan sejumlah barang bukti dan keterangan saksi kunci yang akan
sulit disangkal oleh Geng Ular Kobra”, ungkap Ernest.
Sementara itu, pengamat Hukum Satwa
Jonathan Kancil yang turut mengikuti perkembangan kasus hilangnya anggota
Pasukan Kodok, menilai kasus ini akan berjalan alot karena faktor orisinalitas
barang bukti. Jonathan yang juga dosen Fakultas Hukum Universitas Protein
Hewani (UPH) itu, berpendapat bahwa modus pemangsaan Kodok akan sulit
dibuktikan sebab Ular umumnya memangsa dengan cara ditelan, bukan dikunyah
seperti hewan mamalia. Cara memangsa dengan ditelan itulah yang akan
menyulitkan adanya barang bukti yang orisinil. “Memangsa dengan cara ditelan
lebih mudah untuk tidak meninggalkan bekas, berbeda dengan dikunyah. Jika
dikunyah, sisa-sisa hasil kunyahan sangat mungkin tercecer, tetapi dengan
menelannya langsung, seekor ular mampu untuk tidak meninggalkan barang bukti.
Itulah cerdasnya Ular!”, begitu papar Jonathan.
Akan tetapi, pria yang juga akrab
disapa Joni itu, melihat kemungkinan bakal menangnya gugatan Pasukan Kodok,
asal mereka bisa membuktikan otentisitas barang bukuti. Ia mengatakan,
“Kuncinya ada di hasil laboratorium dan CCTV. Jika hasil laboratorium
mengatakan itu benar-benar bisa ular Kobra, saya yakin 50 persen akan menang,
apalagi jika didukung CCTV, peluang
menang tambah 20 persen lagi”. Saat
ditanya kenapa peluang menang Pasukan Kodok hanya 70 persen, Joni menambahkan,
“Siapa yang tidak tahu pengadilan, mereka semua kan Monyet!”, ungkap Joni.
Komentar